ALLAH Bersama Hamba yang Berdzikir
Sabda Rasulullah saw :
Allah berfirman: “Aku bersama hamba-Ku ketika ia mengingat Ku dan bergetar/bergerak bibirnya menyebut Asma-Ku.” (Hadits Qudsi Riwayat Bukhari)
Allah berfirman: “Aku bersama hamba-Ku ketika ia mengingat Ku dan bergetar/bergerak bibirnya menyebut Asma-Ku.” (Hadits Qudsi Riwayat Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang telah
menghadirkan kita didalam kehadiran teragung sepanjang zaman yaitu
kehadiran detik – detik dimana kita sedang mendekatkan diri kepada
Allah. Dengan shalat, dengan dzikir, dengan puasa, dengan zakat, dengan
shadaqah dan semua amal shalih lainnya diantaranya kehadiran di majelis
– majelis dzikir dan majelis taklim yang mana seluruh kemuliaan dan
kesucian itu tumpah ruah di majelis taklim dan majelis dzikir seperti
ini.
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Maha Raja Alam
Semesta yang menguasai setiap hamba dan semua yang tercipta. Saya
bicara “tercipta” karena memang tidak ada kehidupan yang dicipta
terkecuali tercipta oleh Rabbul Alamin. Dicipta oleh Allah bukan
dicipta oleh makhluk lainnya.
Seorang suami istri menikah belum tentu bisa
menghasilkan seorang anak. Demikian pula hewan belum tentu bertelur,
demikian pula tumbuhan belum tentu tumbuh jika ditanam. Akan tetapi ada
samudera ketentuan Ilahi yang mengatur segala kehidupan dan mengatur
setiap nafasku dan nafas kalian. Dia (Allah) Maha Tahu berapa jumlah
nafas kita, Dia (Allah) Maha Tahu berapa jumlah debu yang kita injak,
Dia (Allah) Maha Tahu berapa kali kita akan melihat matahari terbit,
Dia (Allah) Maha Tahu perasaan kita, apakah kita menyesali dosa atau
justru malah sombong merasa tak butuh pengampunan. Maha Melihat sedang
melihat jiwamu wahai hadirin – hadirat, wahai saudara – saudariku yang
kumuliakan, ingatlah Dzat yang paling pantas untuk diingat.
ImageTelah bersabda Nabiyyuna Muhammad Saw riwayat
Shahih Bukhari. “ada diantara manusia itu yang beramal dengan amalan
ahli neraka hampir sepanjang hidupnya sampai antara dia dan neraka
hanya 1 jengkal saja”. Maksudnya 1 jengkal saja adalah nafasnya,
nafasnya hanya beberapa nafas lagi dan dia akan wafat dan akan masuk ke
dalam neraka. Tetapi didahului kehendak Illahi maka dia beramal dengan
amalan ahli surga, bertaubat kepada Allah dan dia masuk ke dalam
surga.“Ada lagi kelompok yang beramal dengan amalan ahli surga sampai
antara dia dan surga tinggal 1 hasta saja, lalu didahului oleh
ketentuan Allah terlebih dahulu dia beramal dengan amalan ahli neraka
dan dia masuk neraka”. (Shahih Bukhari)
Kita bertanya kenapa ini dan untuk apa gunanya
ibadah? Lalu apa gunanya meninggalkan dosa? kalau semuanya sudah
ditentukan oleh Allah Jalla Wa Alla. Jawabannya bukan itu, Hadits ini
adalah tandzir (peringatan) li shalihin al mutakabbir” hadits ini
mempunyai 2 makna membawa kabar gembira dan harapan bagi para pendosa
walau kau tinggal 1 jengkal saja dari api neraka. Allah masih bisa
membuatmu dan menerima taubatmu dan kau kembali kepada Allah dalam
keadaan masuk surga. Jangan putus asa dari Rahmatnya Allah. Karena
Allah mampu membolak – balik keadaan hingga bagaimana keadaannya jiwamu
kepada Allah. Karena Allah telah berfirman didalam hadits qudsiy ”ana
‘inda dzhanni ‘abdiy biy” Aku bersama persangkaan hamba-Ku.
Seorang hamba siang dan malam tidak pernah bisa
meninggalkan dosa, siang dan malam tidak pernah terlintas hal yang baik
tiba – tiba sekilas ia melihat atau mendengar sesuatu yang baik didalam
Islam maka berubahlah ia kepada Cahaya Keindahan Keridhoan Ilahi.
Demikian keadaan para sahabaturrasul radiyallahu anhum. Orang – orang
yang bejat, orang – orang yang kejam dan sadis berubah menjadi ahlul
sujud, berubah menjadi orang yang selalu tangannya menengadah kehadirat
Allah, menjadi orang yang paling khusyu’ di muka bumi terkena sinar
cahaya nabawiy yang diterbitkan oleh Allah untuk membawa kebahagiaan
yang abadi yang dibawa oleh Sayyidina Muhammad Saw. Sang Pembawa
Risalah kebahagiaan dunia dan akhirat Sayyidina Muhammad Saw. Dan
Dialah (Allah) yang menerbitkan rahasia kebahagiaan itu. Dan Dialah
(Allah) Yang Memiliki segala kebahagiaan. Kebahagiaan di dunia dan
kebahagiaan di akhirat.
Lalu bagaimana dengan orang yang selalu beramal
baik? Kalau sudah tinggal 1 hasta saja dengan surga sudah didahului
ketentuan Allah, ia masuk ke dalam neraka beramal dengan amalan ahli
neraka. Lalu apa gunanya ibadah? Sebagaimana saya katakan ini adalah
“tandzir li shalihin al mutakabbirin”, ini adalah peringatan bagi orang
yang banyak beramal jangan sombong dengan amalnya. Barangkali dengan
kesombongannya itu, bisa Allah balik ia berubah menjadi orang yang
menginginkan perbuatan jahat dan ia wafat dalam keburukan. Demikian
indahnya Sang Nabi saw menuntun para pendosa dan para shalihin.
Menuntun orang yang berbuat baik selalu dan menuntun orang yang selalu
berbuat dosa agar berpadu dalam kemuliaan Illahi.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Allah Swt
berfirman “wahai manusia berhati – hatilah dan bersiaplah. Akan datang
hari kiamat kepadamu, Sang Pencipta alam semesta yang mencipta dari
tiada, yang menghamparkan permukaan bumi dari tiada, yang membentangkan
angkasa sebagai lambang keindahan-Nya dari tiada, mengatakan bahwa akan
datang hari kehancuran. Sebagaimana ini semua ada dari tiada, ini semua
akan berubah menjadi tiada karena ini semua Milik-Ku”, kata Allah.
Adakah manusia memiliki dirinya sendiri? ia tidak bisa mencipta sebutir
sel tubuhnya. Berapa milyar sel tubuh kita yang berfungsi setiap hari,
siapa yang memerintah sel tubuh kita untuk berfungsi, siapa yang
memerintah sel tubuh kulit ketika kulit terluka, lantas ia merajut
kembali sel – sel kulit yang baru. Siapa yang mengatur dan
mengajarinya? Allah Allah Allah. Nama yang paling berhak diagung –
agungkan dan disebut – sebut sepanjang waktu dan zaman.
Sebelum kita berdzikir dan mengingat Allah, Allah
sudah memberi kita kehidupan dan itu pemberian yang tidak bisa
diberikan oleh makhluk satu sama lainnya. Dan Allah Swt sebelum
mengajak kita berdzikir, sudah menjadikan alam semesta ini berdzikir.
Hadirin – hadirat, namun manusia tidak mendengarnya. Alam semesta
berdzikir kehadirat Allah, mengagungkan Nama Allah, tersisalah jiwaku
dan jiwa kalian yang sepi dari dzikrullah. Lihat keadaan teman – teman
kita, bangga dan tenangnya dengan narkotika miliknya. Tahukan ia jika
tersingkap baginya keadaan temannya yang sedang menggelepar di alam
barzah karena perbuatan itu. Jika ia melihatnya, ia akan bersujud terus
dalam sujudnya hingga wafat.
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika jenazah
orang yang wafat itu diusung. Jika jenazah shalihin, ia berkata
“qaddimuniy..qaddimuniy” cepat – cepat majukan aku, bawa ke makamku
karena aku akan mendapatkan kemuliaan. Tapi apabila yang wafat itu
adalah orang – orang yang fasiq, banyak berbuat dhalim, banyak berbuat
jahat maka ia berkata “yaa waylahaa, ayna yadzhabuu biha” ini mau
dibawa kemana jasadku, jangan cepat – cepat dikuburkan, aku akan
dimitai bertanggung jawab. Hadirin – hadirat, Rasul saw bersabda “suara
jeritan itu didengar oleh seluruh makhluk terkecuali jin dan manusia”.
Jika mereka mendengarnya, mereka akan wafat karena takutnya”.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Allah
berfirman “inna zalzalatassa’ati syai’un adhim ” hari kiamat itu adalah
hari yang sangat dahsyat. QS. Al Hajj : 1. Kenapa kita lihat itu? Hari
itu orang yang punya bayi yang diasuhnya dilempar bayi itu dan
meninggalkan semua anaknya karena takut dimintai pertanggungjawaban.
Anak ini diasuh dengan baik atau tidak, diberi susu yang halal atau
tidak, kau ajari ia keagungan Nama-Ku atau tidak dari takutnya semua
anak dilempar oleh mereka. Dan wanita yang hamil menggugurkan
kehamilannya, kenapa? tidak mau bertanggung jawab atas satu nyawa lagi
selain dirinya. Bertanggung jawab atas dirinya saja susah, apalagi bawa
tanggung jawab atas bayi yang baru lahir. Apakah diberi makanan yang
halal, apakah hari – harinya diperbuat dengan hal yang baik.
Akan Kau lihat manusia itu lari kesana – kemari
bagaikan mabuk dari takutnya panggilan – panggilan api neraka, QS. Al
Hajj : 2 karena api neraka memanggil para pendosa. Kau lihat mereka
seakan mabuk, mereka bukan mabuk tapi melihat dahsyatnya kejadian di
hari kiamat. Ketika ayat ini turun bergetar para sahabat.
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika ayat ini
turun sebagian para sahabat berjatuhan karena takutnya kepada Allah
atas firmannya. Nabi saw mengumpulkan mereka. Manusia yang paling
berkasih sayang, manusia yang paling ramah, manusia yang tidak senang
melihat manusia sedih dan risau, seraya berkata “absyiru..absyiru” sini
– sini mendekat. “Jangan bergelimpangan menangis seperti itu, sini –
sini berkumpul dekat denganku”, kata Rasul saw. Maka Rasul saw bersabda
“hai umatku kalian ini aku harapkan pasti menjadi ¼ penduduk surga”.
Mendengar kata – kata itu, , dihibur oleh Sang Nabi saw, maka bertakbir
para sahabat “Allahu Akbar,.masya Allah 1/4 ahli surga”. Maka ketika
para sahabat terlihat gembira, Rasul saw tambah lagi “kalian tahu bahwa
aku minta pada Allah bukan ¼ bahkan sepertiga dari ahli surga”. “Allahu
Akbar”, para sahabat bertakbir lagi. Lalu Rasul tersenyum dan berkata
“hai, kalian tahukan kalau aku berdoa kepada Allah agar kalian umat
Muhammad ini menjadi ½ ahli surga” maka para sahabat bertakbir.
Terputus riwayat Shahih Bukhari ini.Namun Diriwayatkan didalam riwayat
yang Shahih bahwa Rasul dipilihkan oleh Allah, “mau ½ umatnya masuk
surga atau Syafa’at?” Namun beliau saw memilih syafa’at karena kalau
syafa’at seluruh umatnya masuk ke dalam surganya Allah Swt.
Salahkah jika kita mencintai Nabi Muhammad Saw.
Turun ayat yang menggetarkan, Nabi saw langsung menghibur dan
menenangkan sahabatnya. Inilah Muhammad Rasulullah saw.
Hadirin – hadirat, manusia yang paling tidak pernah
ingin mengecewakan orang lain. bahwa Rasul saw adalah orang yang tidak
mau mengecewakan makanan sekalipun. Makanan itu bertasbih, jangan kau
kira makanan itu benda mati tidak bertasbih. Ia benda mati tapi ia
hidup. Rasul tidak mau mencaci makanan, kalau tidak suka (kemanisan,
kepahitan atau keasinan). Saya tidak suka makanan ini. Kalau suka
dimakan, kalau tidak suka dimakan.(Shahih Bukhari) Indahnya akhlak
Nabiyyuna Muhammad Saw yang tidak mau mengecewakan makanan sekalipun.
Rasul saw diriwayatkan didalam Shahih Bukhari
tiadalah beliau dipilihkan untuknya 2 hal. Kalau disuruh pilih 2 hal
untuk umatnya pasti memilih yang paling ringan untuk umatnya saw.
Sampai sabda beliau saw yang kita dengar riwayat Shahih Bukhari, Rasul
bersabda “lawla an asyuqqa alaa ummatiy la amartuhum bissiwaaki ma’a
kulli shalaatin” kalau bukan karena takut merisaukan dan memberatkan
umatku niscaya akan kuperintahkan mereka memakai siwak setiap kali akan
shalat. Kira – kira kalau ini seandainya dijadikan hal yang wajib
memakai siwak, apakah berat? tidak berat. Kecuali kalau diperintah
setiap mau shalat menginjak bara api dahulu, itu berat namanya. Kalau
cuma setiap akan shalat pakai siwak, apa beratnya? Hal seringan itu pun
Sang Nabi saw tak ingin memberatkan umatnya yaitu kita. Inilah idola
kita Sayyidina Muhammad Saw, kenali idolamu Muhammad Rasulullah Saw,
bukan orang yang tidak pernah sujud kepada Allah dan hari – harinya
hanya membuat kebiadaban semakin besar di muka bumi. Bagaimana muslimin
mengambil idola mereka? Muslimin mengeluarkan harta yang banyak untuk
membeli tiket berkumpul bersama mereka yang tidak pernah sujud kepada
Allah. Na’udzubillah!! kumpul bersama orang yang tidak pernah sujud
kepada Allah. Bukankah idola kita manusia yang terindah Sayyidina
Muhammad Saw yang berkata “lawla an asyuqqa alaa ummatiy la amartuhum
bissiwaaki ma’a kulli shalaatin” kalau bukan karena takut merisaukan
dan memberatkan umatku setiap akan shalat kuperintahkan mereka memakai
siwak. (Shahih Buhari) Ingin rasanya kita jawab, “tidak berat ya
Rasulullah kami siap!!”. Cuma karena indahnya hatimu dan lembutnya
hatimu dan kasih sayangmu, beliau saw tahu manusia ini bukan hanya
ibadah seperti malaikat. Ada yang punya keluarga, ada yang punya rumah
tangga, ibu yang mengurus anak, anak yang bakti kepada ibu, ayah yang
bekerja, Rasul saw tahu itu. Demikian indahnya dan ringannya dan
menakjubkannya tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw.
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika Rasul saw
didatangi oleh seorang yang mengadu “ya Rasulullah mulai sekarang aku
tidak mau lagi shalat subuh berjamaah di masjid itu”, Rasul bertanya
“kenapa tidak mau shalat berjamaah subuh?”, ia berkata “karena imamnya
baca surahnya panjang, baca surah AlBaqarah”. Al Baqarah itu panjangnya
2 ½ juz. Maka imam itu Dipanggil oleh Rasulullah, bukan orang ini yang
ditegur. Selayaknya orang ini yang ditegur karena ketika ditanya
“kenapa kau tidak ingin shalat berjamaah?”, ia menjawab “aku punya
pekerjaan ya Rasulullah, aku bekerja. Kalau aku duduk hadir shalat
subuh disitu bagaimana dengan pekerjaanku”. Semestinya Rasul saw
menegurnya dan menghardiknya “kau ini mementingkan dunia apa shalat?
kerja apa shalat?”, mestinya kan begitu. Tapi Rasul saw justru menegur
imam itu dengan teguran yang tegas “afattaanun anta ya Mu’adz..?!”
apakah kau ini pembawa fitnah wahai Muadz..?!.. Kalau kau jadi imam
jangan panjang – panjang baca surah karena diantara mereka ada yang
bekerja, ada yang sakit, ada yang tua, ada yang sibuk, jangan
memberatkan orang kecuali jika kau ingin membawa shalatmu sendiri
shalat sunnah, silahkan! sepanjang – panjangnya. Tapi kalau untuk
umatnya, maunya mereka, maunya shalatnya yang ½ juz panjangnya
silahkan!, maunya yang ¼ juz saja silahkan!, mau yang 100 ayat, mau
yang 10 ayat ikuti umatmu. Tapi jangan beratkan makmum. Sampai beliau
saw berkata “..anta ya Muadz..?!” apakah kau ini pembawa fitnah wahai
Muadz..?!.. Rasul bersabda “yassiru wala tu’assiru” ringankan orang –
orang ini dan jangan diberat – beratkan. Demikian indahnya Sayyidina
Muhammad Saw.
Hadirin, keberkahan muncul bagi beliau dan pada hari
– hari beliau saw. Dan Allah Swt tiada henti – hentinya melimpahkan
kemuliaan bagi mereka yang ingin memuliakan hidupnya dengan tuntunan –
tuntunan Nabiyyuna Muhammad Saw.
Rasul saw sewaktu – waktu, mengikuti budi pekertinya
beliau. Ketika Rasul saw didatangi 3 orang tamu “assalamu’alaikum
warahmatullah”, Rasulullah diam.“assalamu’alaikum warahmatullah
wabarakatuh”, Rasulullah tidak jawab, kali yang ketiga Rasul
bertayammum lalu menjawab salam. Para Sahabat bertanya “ya Rasulullah
dari tadi kami memberi salam dan kau tidak jawab, kami kira kau murka
pada kami dan kami adalah ahli neraka”, Rasul menjawab “bukan itu”,
kata Rasul saw. “aku tidak ingin menjawab terkecuali dengan keadaan
suci”. Lailahailalllah, adakah akhlak seperti ini?
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya
Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan makna yang pertama
Nabi saw tidak mau dari memuliakan tamunya menjawab salam dalam keadaan
tidak wudhu itu tidak sopan untuk Nabi saw. Sampai beliau digelari “wa
innaka la’alaa khuluqin adzim” dan kau sungguh berada didalam akhlak
yang agung. (AL Qalam 4) Kenapa? Mau terima tamu, mau menjawab salam
saja harus berwudhu. Tidak ada air didepannya baru bertayammum dan
barulah menjawab salam. Dan makna yang kedua adalah Nabi saw tidak mau
menyebut Nama Allah kecuali dalam keadaan wudhu, karena AsSalam adalah
Nama Allah. Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah.
Hadits yang baru saja kita baca tadi “ana ma’a ‘abdi
haitsu maa dzakaranii wa taharrakat bii syafataah” Aku bersama hamba-
hambaKu ketika ia mengingat-Ku dan bergetar bibirnya menyebut Nama-Ku.
Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari menjelaskan
bahwa maknanya bukan berarti Allah bersama dia secara Dzat-Nya, tapi
menunjukkan betapa cinta dan senangnya Allah kepada orang yang
mengingat Allah. Dan mengingat Allah itu bukan hanya dengan hati.
Sebagian orang berkata bukan hanya dengan bibirnya tapi hati itu
mengingat Allah. Ternyata kita dengar haditsnya “..wa taharrakat bii
syafataah” bergetar bibirnya menyebut Nama-Ku. Bukan bersama Dzatnya
Allah, namun bersama cintanya Allah hingga bibirnya yang bergetar itu
menyebut Nama Allah maka ia bersama degan kecintaan Allah. Ternyata
Allah masih menghargai bibir yang menyebut Nama-Nya. Allah sangat
memuliakan bibir yang mengagungkan Nama-Nya.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Oleh sebab
itu, inilah indahnya dzikir. Jiwa dan sanubari kita berdzikir kepada
Allah, jangan jadikan dzikir ini hal yang aneh dalam diri kita.
Hadirin, zaman sekarang orang bicara rindu dengan teman wajar, rindu
dengan kekasih pantas, rindu dengan anak pantas, tapi kalau rindu
dengan Allah koq sepertinya aneh? Padahal judtru untuk ini kita
dicipta. “wamaa khalaqtuljinna wal insa illa liya’budun” tidak
kuciptakan jin dan manusia terkecuali untuk menyembah kepada-Ku. QS.
Adz-Dzaariyat : 56. Apa untungnya bagi Allah kita menghamba kepada-Nya?
Allah tidak butuh penghambaan kita. Allah ingin kita dekat, Allah ingin
kita dekat. Inilah kenapa Allah menciptaku dan menciptamu dan mencipta
seluruh manusia keturunan Adam as. Allah ingin mereka dekat lalu Allah
ingin beri mereka surga yang lebih dan jangan sembah selain-Nya, jangan
cintai lebih daripada cinta seorang kepada Allah. Kita bertanya, aku
ini orang yang amam terhadap cinta kepada Allah? Aku punya kekasih,
punya keluarga, punya teman, punya rumah tangga. Lalu bagaimana dengan
cinta Allah ini? Tentunya “laa yukallifullahu nafsan illa wus a’ha”
Allah tidak paksa manusia kecuali menurut kemampuannya. QS. Al Baqarah
: 286. Sepertinya kalau harus jujur aku lebih cinta yang lain daripada
Allah, aku lebih perduli pada yang lain daripada Allah, malah jangan –
jangan diantara kita lebih sibuk memikirkan sandalnya jangan sampai
hilang saat sujud kepada Allah. Bagaimana dengan keadaan ini? Allah Swt
menjawab “laa yukallifullahu nafsan illa wus a’ha, laha maa kasabat wa
a’laiha maktasabat”. QS. Al Baqarah : 286. Lalu bagaimna dengan dosa –
dosa ini Rabbiy? bagaimana dengan kesalahan – kesalahan in Rabbiy?
Allah ajari lagi “rabbana laa tuakhidznaa innasiinaa aw akhtanaa” wahai
Allah jangan hukum kami kalau kami salah dan lupa. QS. Al Baqarah :
286. Ini ucapan coba kita renungkan!! Ucapan in bisa dikatakan tidak
adil, sudah berbuat salah minta jangan dihukum kalau berbuat salah dan
berbuat hal yang lupa. Tapi ternyata yang mengajari adalah Allah. Aku
ingin kau menyaksikan betapa indahnya kalimat – kalimat Illahi yang
sangat membuka pintu asmara-Nya untuk memanggil cinta kita agar
berpaling kepada cintanya Allah. “Rabbana wala tahmil a’alaina ishran
kama hamaltahu a’lalladziina min qablina” orang sebelum kami itu
dahsyat, perintahnya berat, segala – galanya berat, jangan Kau bebankan
kami seperti mereka. QS. Al Baqarah : 286. “Rabbana wala tuhammilna
malaa thaqatalanabihi, wa’fu ‘anna waghfirlana warhamna” maafkan kami,
ampuni kami, dan sayangilah kami. QS. Al Baqarah : 286. Indahnya
kalimat ini “warhamna” sayangilah kami. “..fanshurna a’lalqaumil
kaafiriin” tolonglah kami dari orang–orang yang jauh dan musuh – musuh
Islam. QS. Al Baqarah : 286.
Hadirin – hadirat, inilah doa. Saya teringat satu
hadits shahih riwayat Imam Bukhari dimana kebijakan Allah melihat
kebaikan hamba-Nya. Allah senang kepada hamba-Nya yang berbuat baik.
Ketika seekor anjing kehausan, seraya menjilat tanah dari hausnya. Ini
ada 2 riwayat didalam Shahih Bukhari. Riwayat yang pertama yang
melakukannya adalah pria, riwayat yang kedua yang melakukannya wanita.
Tentunya kedua – duanya barangkali terjadi karena dua – duanya ada
dalam Shahih Bukhari. Pernah seorang pria melakukan dan pernah seorang
wanita yang melakukannya. Sampai anjing itu menjilat tanah dari
hausnya. Ada sumur, anjing tidak bisa masuk ke dalam sumur. Maka ia
mengambilkan air untuk anjing itu dan berkata “ini untukmu”. Anjing itu
minum dengan puasnya. Anjing tidak bisa berterima kasih, siapa yang
berterima kasih padanya? Tidak ada. “Fasyakarallahu lahu faghafara
lahu” Allah berterima kasih kepada hamba itu, Allah ampuni dosanya.
Allah yang berterima kasih. Kebaikan pada seekor anjing, hanya memberi
minum seekor hewan najis, Kau berterima kasih untuknya. Alangkah
indahnya Allah, alangkah agungnya Allah, alangkah mulianya Allah,
alangkah bersalah dan ruginya jiwa yang tidak mencintai Allah, alangkah
indahnya Nama Allah, alangkah mulianya keagungan Allah, alangkah
berharganya orang yang ingin mendekat kepada Allah, alangkah
berharganya pengampunan yang ditawarkan kepada para pendosa.
Maka kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah
Swt menghapus seluruh dosa – dosa kita. Ya Rahman Ya Rahim.
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari “orang – orang yang berkumpul di
majelis dzikir..”. Ini penyampaian saya yang terakhir sebelum kita
berdzikir bersama. Bahwa Allah memerintahkan malaikat khusus untuk
mencari majelis – majelis dzikir, diturunkan ke bumi masing – masing
malaikat punya tugas. Ada yang diperintahkan khusus untuk mencari
majelis – majelis dzikir. Mau apa? Duduk, saksikan, haidr dan banyaknya
mereka itu sampai ke langit.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,Lalu ketika
haidr, selesai mereka dari kehadirannya. Ditanya oleh Allah, padahal
Allah Maha Tahu. Untuk apa Allah Swt bertanya pada malaikat. Ucapan dan
percakapan ini diperuntukkan untuk umat agar tahu betapa mulianya Allah
memuliakan orang yang hadir di majelis dzikir. Maka Allah Swt bertanya
kepada malaikat “apa yang mereka perbuat?”, malaikat menjwab “mereka
berdzikir pada-Mu wahai Allah”. Allah bertanya “mereka berdzikir
menyebut Nama-Ku, berdzikir pada-Ku, apakah mereka melihat-Ku?”
malaikat berkata “tidak ya Allah, mereka tidak melihat-Mu”. Maksudnya
apa? Betapa indah jiwa yang berdzikir kepada Allah, padahal mereka
tidak melihat Allah. Allah sangat menghargai mereka. Allah tanya
malaikat “lalu bagaimana kalau mereka melihat Aku saat mereka
berdzikir?” Malaikat menjawab “wahai Allah kalau sampai mereka itu
melihat-Mu saat berdzikir, mereka tidak akan berdiri dari tempat
dzikirnya dan terus berdzikir dan semakin khusyu’ dzikirnya”. Allah
bertanya “lalu apa yang mereka inginkan?” malaikat menjawab “mereka
berkata mereka menginginkan surga wahai Allah”. Allah tanya “apakah
mereka sudah melihat surga?”, malaikat menjawab “belum wahai Allah”.
Allah bertanya “bagaimana jika mereka melihat surga?” malaikat menjawab
“pasti ingin lebih meminta lagi wahai Allah”. Allah bertanya “lalu apa
yang mereka takutkan?”, malaikat menjawab “api neraka wahai Allah”.
Allah bertanya “api neraka, apakah mereka sudah melihat neraka?”
malaikat menjawab “belum wahai Allah”. Allah bertanya “bagaimana kalau
mereka melihat neraka?”, malaikat menjawab “wahai Allah mereka akan
sangat ketakutan sekali, kalau sampai melihat api neraka”. Maka Allah
berkata “saksikan malaikat-Ku, Aku sudah menghapus seluruh dosa
mereka”. Malaikat berkata “wahai Allah ada diantara mereka itu yang
hadirnya tidak ikhlas, punya hajat dengan temannya dan kebetulan
numpang duduk disitu, bagaimana dengan keadaannya, tidak pantas
mendapatkan pengampunan”. Allah menjawab “mereka itu adalah orang –
orang yang barangsiapa duduk bersama mereka, Allah tidak akan
menghinakannya”. Duduk bersama orang berdizikir dimuliakan oleh Allah
Swt. Demikian hadirin – hadirat.
Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt
melimpahkan Rahmat dan Keluhuran kepada kita, kepada bangsa kita,
kepada muslimin – muslimat. Jauhkan musibah sejauh – jauhnya dari kita.
Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram.
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh(Majelis Rasulullah)
Sumber : http://artikelmr.wordpress.com/2009/04/20/allah-bersama-hamba-yang-berdzikir/#more-230
Tidak ada komentar:
Posting Komentar